Laman

Minggu, 05 Januari 2014

Yen & Aussie Menguat Seiring Pelemahan Tahun Lalu Di Nilai Berlebihan


Monexnews - 
Yen dan dollar Australia menguat, kedua mata uang tersebut adalah mata uang utama yang mengalami kinerja terburuk pada tahun lalu, menuju kenaikan mingguan terbesar setidaknya dalam dua bulan atas spekulasi bahwa penurunan mereka akhir-akhir ini terlalu cepat.
Mata uang Jepang menguat terhadap semua kecuali tiga dari 16 mata uang utama di tengah taruhan bahwa investor di negara tersebut akan membeli yen seiring mereka mengembalikan laba. Aussie melonjak ke level tertinggi sejak bulan Oktober terhadap dollar pada hari ini walaupun indeks jasa di China turun, Australia adalah mitra dagang terbesar China. Euro menunju penurunan mingguan terbesar dalam hampir dua bulan di tengah spekulasi bahwa pembuat kebijakan akan memperkenalkan langkah-langkah stimulus lebih lanjut pada tahun ini yang cenderung akan melemahkan mata uang.
“Mata uang yen dan aussie, keduanya berkinerja buruk di bulan Desember dan sejauh ini pada awal Januari mereka membuat beberapa pembalikan yang moderat,” kata Lee Hardman, seorang analis mata uang di Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ Ltd. di London.” Hal ini mungkin merupakan penyesuaian posisi dengan spekulasi posisi jual di yen dan aussie yang menjadi lebih menggeliat. Selain itu, pada marjin, membaiknya prospek pertumbuhan global seharusnya membuktikan dukungan untuk Aussie namun membebani lebih lanjut pada yen.” Sebuah posisi jual adalah sebuah taruhan pada asset itu akan turun.
Yen naik sebanyak 0.4% menjadi 104.43 per dollar pada pukul 18.15 wib, memperpenjang penguatan pada pekan ini menjadi 0.8%, penguatan tertinggi sejak periode yang berakhir 18 Oktober. Yen tergelincir menjadi 105.44 kemarin, level terlemah sejak Oktober 2008. Mata uang Jepang menguat sebesar 0.6% menjadi 142.47 per euro. Euro turun sebesar 0.2% menjadi $1.3650, euro telah turun sebanyak 0.8% pada pekan ini. Mata uang Jepang siap untuk hentikan pelemahan selama Sembilan pekan terhadap dollar, yang terlihat tergelincir sebanyak 18% pada tahun lalu di tengah stimulus moneter yang belum pernag terjadi sebelumnya dari Bank of Japan.

sumber : Monexnews